Selasa, 16 Agustus 2011

Kesedihan

mungkin aku tak perlu menyesalinya. kini yang aku lakukan adalah mencoba kuat, tersenyum untuk menjalani hidup yang panjang ini.
aku terima kenyataan. kesedihan ini tak boleh berakhir sampai disini.

Sabtu, 14 Mei 2011

Sendang Coyo


Letak Sendang Coyo adalah di desa Mlowokarangtalun kecamatan Pulokulon kurang lebih 26km disebelah timur dari Purwodadi. Untuk mencapai lokasi wisata ini ada dua jalur yang dapat ditempuh yaitu melalui kecamatan Wirosari dan desa Danyang.
Sendang Coyo terletak di hutan kecamatan Pulokulon. Sendang Coyo airnya sangat jernih dan dan sangat potensial untuk di kembangkan menjadi obyek wisata hutan,menurut kepercayaan masyarakat setempat,konon bagi mereka yang datang dan mandi di sendang tersebut pada bulan syuro tepatnya malam jum’at Legi (ada upacara ritual) dan jatuh pada tanggal muda dan dipercaya kalau mandi disendang itu maka yang mandi akan awet muda. Selain itu, di komplek sendang terdapat pula makam Mbah Gabus yang dirituali oleh warga setempat setiap malam Jumat Legi (penanggalan Jawa-red) bulan Syuro.
Namun, hanya sedikit msyarakat yang mengetahui tentang tempat wista ini. Sekarang ini akses jalan menuju wisata ini juga sangat lah jelek dikarenakan jalan yang bergelambang dan tidak berasapal. Walaupun dari jalan raya di aspal tetapi hanya samapi setengah saja tidak samapai pada tempat lokasi wisata ini.
Pengelolaanpun juga masih sederhana hanya tempat untuk berenang, mandi, mencuci atau bersantai saja. Sendang coyo juga digunakan untuk irigasi sawah masyarakat yang berada di sekitar wisata ini. Namun, irigasi ini tidak mampu mencakup seluruh kecamatan pulokulon. Saat musim kemarau banyak orang yang berbondong-bondong datang untuk mengambil air, biasanya dijual tapi ada juga yang digunakan untuk sendiri.
Liburan wisata ini ramai sekali, walaupun hanya duduk santai saja. Sekarang ini dibangun lagi bendungan yang berada di sebelah timur yang juga akan digunakan unttuk tempat wisata.

Sabtu, 26 Maret 2011

USAHATANI PADI ORGANIK DENGAN POLA KEMITRAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL PANEN PETANI

PENDAHULUAN

Pembangunan (termasuk sektor pertanian) di Indonesia pada masa lampau yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi telah menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Untuk menjaga keberlanjutan pembangunan di masa mendatang, diperlukan reorientasi paradigma pembangunan, baik dari segi arah, strategi maupun kebijakan. Paradigma pembangunan pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi alternative dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan akan makin optimal jika disinergikan dengan komitmen untuk membangun kemitraan di antara pelaku agribisnis.
Bidang Pertanian salah satunya, Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang memerlukan pangan setiap hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang mutlak. Kelangkaan atau krisis pangan yang terjadi dalam suatu negara dapat menimbulkan ekses negatif yang jauh lebih besar dibandingkan krisis komoditas lainnya. Padi atau beras (oryza sativa) merupakan tanaman pangan palingan penting dinegara-negara berkembang dan merupakan makanan pokok di indonesia sehingga besar komoditas strategis.
Kondisi pertanian nasional masih dihadapkan pada berbagai masalah, antara lain: 1) menurunnya kesuburan dan produktivitas lahan, 2) berkurangnya daya dukung lingkungan, 3) meningkatnya konversi lahan pertanian produktif, 4) meluasnya lahan kritis, 5) meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan, 6) menurunnya nilai tukar, penghasilan dan kesejahteraan petani, 7) meningkatnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan, dan 8) terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat.
Masalah tersebut muncul karena pembangunan selama ini cenderung biasa pada pemacuan pertumbuhan produksi, serta peran pemerintah dan swasta sangat dominan. Masyarakat petani hanya berperan sebagai objek, bukan sebagai subjek pembangunan. Sektor pertanian juga tidak lagi ditempatkan sebagai fondasi ekonomi nasional, tetapi sebagai penyangga untuk menyukseskan industrialisasi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Sebagai penyangga, sektor pertanian berperan untuk mendongkrak produksi pangan dalam negeri secara cepat dan tidak berisiko secara politik.
Seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergantungan teerhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk sosial, ekonomi dan bahkan politik. Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi beras nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada peningkatan pendapatan, dan kesejateraan petani.
Di indonesia banyak tantangan yang dihadapi dalam produksi beras dan ini ditunjukan dari status indonesia sebelumnya yaitu sebagai negara pengimpor beras untuk jangka waktu yang cukup lama. Salah satu hambatan utama dalam budidaya padi diindonesia antara lain adalah masalah pengairan selain hambatan-hambatan lainnya. Sudah bnayak cara dan metode yang diperkenalkan kepada petani untuk meningkatkan hasil produksinya. Semakin meningkatnya permasalahan lingkungan hidup dan rusaknya keseimbangan alam mendorong semakin digalakkan pertanian organik termasuk pertanian padi dengan pola kemitraan.
Gerakan pertanian organik pada komoditas padi sawah merupakan salah satu  bentuk usahatani ramah lingkungan. Pengertian pertanian organik yang ditetapkan dikalangan petani sifatnya sangat beragam, namun dibeberapa kalangan ilmuwan, mereka berusaha mengaitkan tentang pertanian organic. Pertanian organik menurut Djojosuwito(2000) adalah segala usaha penggunaan pupuk kimia seminimal mungkin digabungkan dengan pupuk dan pestisida organik yang terbuat dari bahan-bahan alami sehingga mampu menghasilkan pangan dans serat yang cukup berkualitas dan usahatani berkelanjutan. Sistem usahatani padi organik akan menghasilkan produk beras residu kimia dan berkualitas lebih baik, sehingga mempunyai pasar tinggi dan harga jual lebih mahal dibandingkan produk pertanian padi anorganik.
Demikian pula dalam kegiatan-kegiatan usaha tani atau pertanian apabila praktek-praktek usaha tani tidak selaras dengan alam, maka suatu saat manusia akan dalam keadaan merugi dan alam akan menunjukkan keparkasaannya. Kerugian dan keperkasaan alam ini sebenarnya sudah terjadi dimana saat ini sudah terasa dimana lahan-lahan pertanian apabila turun hujan kebanjiran, dan apabila tidak turun hujan beberapa saat tanaman kekeringan, tanah kering dan retak-retak. Hal ini disebabkan kerana telah terjadi penurunan kemampuan tanah dalam mengikat dan menyimpan air.
Bahkan telah terjadi pula tingkat penurunan kesuburan tanah baik itu kesuburan tanah secara fisik, biologi maupun kimia dan hal ini ditunjukan dengan terjadinya stagnasi produktivitas usaha tani (produktivitas sulit untuk ditingkatkan), terjadinya ketidakseimbangan ekosistem yang ditunjukan salah satunya sering terjadinya ledakan organisme pengganggu tanaman (OPT) baik itu jenis maupun populasi walaupun dalam hal ini kita telah menyemprotnya dengan pestisida, akan tetapi semakin petani mengagungkan pestisida permasalahan OPT semakin kompleks (mamfaat hanya sesaat saja) dan berdampak sangat luas misalnya tehadap kesehatan manusia karena mengkonsumsi produk-produk pertanian yang mengandung residu pestisida.
Hal ini disebabkan praktek usaha tani saat ini terlalu berorientasi terhadap kepraktisan dan efisiensi saja dengan mengandalkan pupuk an-organik dan pestisida dan kurang memperhitungkan kekuatan ekosistem sebagai faktor produksi. Sebenarnya Tanah, air, tanaman, udara, keragaman hayati baik yang terdapat dalam tanah maupun yang hidup diatas tanah merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan sehingga terjadi keseimbangan alam dengan terjadinya siklus nutrisi dan siklus energi secara alamiah ataupun tidak terputusnya rantai-rantai makanan yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap kelangsungan atau keberlanjutan produksi.
Melalui penambahan bahan organik kedalam tanah dapat menumbuhkan keberadaan keragaman hayati baik makro-organisme maupun mikro organisme yang bermanfaat terhadap kelangsungan produksi, lain halnya apabila kita hanya mengandalkan pupuk an-organik dan pestida yang memungkinkan membunuh jasad-jasad atau organisme bukan sasaran sehingga terputusnya mata rantai makanan sehingga kesiembangan lingkungan terganggu dan akhirnya sering terjadi ekplosi hama dan penyakit tanaman.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam pemberdayaan petani, dipilih Pertanian Organik karena  pertanian organic merupakan pertanian yang selaras dengan alam, menghayati dan menghargai prinsip-prinsip yang bekerja di alam yang telah menghidupi segala mahluk hidup berjuta-juta tahun lamanya. Pertanian Organik merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman hayati/varietas, serta keharmonisan dengan iklim dan lingkungan sekitar.
Menurut Lantarsih(2002), pengembangan usahatani padi organik telah memberi jawaban bahwa (1) budidaya padi organik dikembangkan ramah lingkungan karena lebih banyak mengandalkan penggunaan bahan organik, (2) kelestarian lingkungan tercipta, (3) hasil padi tidak mengandung residu bahan kimia, dan (4) pendapatan petani diharapkan meningkat karena harga beras organik lebih tinggi bila dibandingkan beras anorganik. Budidaya padi organik pada dasarnya tidak berbeda dengan budidaya padi anorganik, tetapi perbedaan nyata terletak pada pemupukan dan pengendalian hama penyakit(Andoko,2002).
Pengembangan usahatani padi organik sekarang ini sudah banyak diusahakan di indonesia terutama di pulau jawa. Hal ini didukung oleh tersedianya pupuk organik di pasaran dengan berbagai jenis dan harga yang terjangkau, sehingga memudahkan petani dalam mengelola usahataninya. Selain itu, juga dipicu oleh banyaknya permintaan konsumen akan beras organik yang dinggap aman, bergizi, serta bebas residu bahan kimia yang membahayakan kesehatan.
Pengembangan usahatani padi organik melalui pola kemitraan dilaksanakan melalui  kerjasama. Untuk menunjang keberhasilan kegiatan usahatani padi organik, telah diupayakan adanya pemberdayaan sarana dan prasarana seperti saluran, empang, sumur resapan, perumusan perencanaan perluasan lahan organik, peningkatan kesuburan lahan secara bertahap dengan menggunakan pupuk organik, pestisida organik sebagai pengganti pestisida kimia serta membentuk jaringan kemitraan padi organik. Jaringan kemitraan usahatani padi organik dibentuk dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten yang menyediakan gudang atau penampungan hasil panen serta melakukan pembelian hasil panen padi organik.
Pembinaan dan pandampingan oleh penyuluh pertanian diharapkan mampu mencapai hasil kemitraan yang maksimal. Untuk mencapai hasil yang maksimal dari kemitraan diperlukan pemahaman dan komitmen yang kuat oleh para pelaku kemitraan, dalam hal ini termasuk petani sebagai pihak yang bermitra. Padahal komitmen petani terhadap tujuan, manfaat, dan ketentuan-ketentuan kemitraan dipengaruhi oleh persepsi petani terhadap pemahaman tentang kerjasama dan pengalaman petani didalam bermitra selain terhadap kemitraan yang telah dijalankan selama ini.
Sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang kemitraan selama ini penyuluh pertanian selaku pembina setempat telah melakukan pendampingan dan pembinaaan kepada petani terkait kemitraan dengan harapan pelaksanaan kemitraan berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan kemitraan akan diperoleh manfaat kemitraan bagi kedua mitra. Sehingga keberlanjutan kemitraan akan tetap berlangsung.
Keberlanjutan kemitraan usahatani padi organik akan diterima petani  apabila mereka mempunyai persepsi yang baik terkait dengan kemitraan. Persepsi petani terhadap kegiatan kemitraan, dalam hal ini kemitraan usahatani padi organik akan menentukan komitmen mereka terhadap kemitraan berikutnya. Kajian dengan judul “ Usahatani Padi Organik Dengan Kemitraan Untuk Meningkatkan Hasil Panen Petani”.
Permasalahan yang dikaji ini 1). Bagaimana usahatani padi organik yang baik. 2). Cara meningkatkan hasil tanam padi organic 3).  Bagaimana pengaruh usahatani padi organik dengan cara kemitraan.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode survey untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kondisi daerah. Pengambilan sample petani yang mengembangkan usahatani padi organic melalui pola kemitraan dengan sample acak. Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer diambil langsung dari petani sample, yang meliputi data jumlah dan jenis penggunaan factor produksi, jumlah produksi, harga factor produksi dan harga produk,motivasi petani mengikuti pola kemitraan, serta identitas petani. Data sekunder diperoleh dari daerah, mitra yang di ajak kerjasama serta berbagai pustaka yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
Metode analisis
Parameter pendapatan bersih, R/C ratio, dan ROI digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani padi organic secara financial.
Pendapatan
Pendapatan bersih adalah penerimaan yang diperoleh setelah dikurangi biaya total. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil produksi yang belum dikurangi biaya total, sedangkan biaya total adalah biaya yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan variable(Hernanto,1996).
Pendapatan bersih= TR-TC
Keterangan:
TR= Total penerimaan (Total Revenue)
TC= Total biaya (Total Cost)
R/C ratio
R/C ratio merupakan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Nilai R/C ratio dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
R/C ratio= TR
                  TC
Keterangan:
TR= Total penerimaan (Total Revenue)
TC= Total Biaya (Total Cost)
Criteria penilaian:
R/C ratio > 1, usahatani padi organic menguntungkan dan layak diteruskan usahanya.
R/C ratio < 1, usahatani padi organic tidak menguntungkan dan tidak layak diteruskan usahanya.
R/C ratio = 1, usahatani padi organic mengalami impas, yakni penerimaan yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya produksi.

ROI (Return of Investment)
ROI= Pendapatan bersih x 100%
                                    Total Biaya
Criteria penilaian:
ROI > 0, usahatani padi organic menguntungkan dan layak diteruskan usahanya
ROI < 0, usahatani padi organic tidak menguntungkan dan tidak layak diteruskan usahanya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis financial yang ditinjau dari nilai pendapatan bersih, R/C, dan ROI dapat dinyatakan bahwa secara perhitungan ekonomi usahatani padi organic dengan pola kemitraan menguntungkan dan layak diusahakan.
Secara tertulis Indonesia telah menganut konsep pembangunan pertanian berkelanjutan. Hal ini termuat dalam amandemen UUD 1945, pasal 33 bahwa "perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional".
Pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan pendekatan sistem dan usaha agribisnis serta kemitraan usaha. Dalam agribisnis dikenal konsep agribisnis sebagai suatu sistem dan agribisnis sebagai suatu usaha (perusahaan). Di samping itu dikenal azas-azas dalam pengembangan agribisnis yang berkelanjutan, seperti dikemukakan oleh Sudaryanto dan Hadi (1993) serta Hadi et al. (1994), yaitu terpusat, efisien, menyeluruh dan terpadu, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh oleh petani yang mengikuti pola kemitraan relative lebih kecil dikarenakan jumlah produksi relative stabil anatar musim tanam 1 dan musim tanam 2. namun minat petani untuk mengusahakan padi organic secara kemitaraan meningkat.
 Adapun ciri dari usahatani padi organic melalui pola kemitraan adalah (a) pihak inti menyediakan sarana produksi dengan biaya ditanggung petani plasma dengan system pembayaran setelah musim panen tiba, (b) pihak inti menyediakan tenaga lapangan yang membimbing,membina, dan mendampingi petani, (c) pihak inti wajib membeli gabah petani sesuai harga yang telah disepakati dalam kontrak, (d) petani plasma menyediakan lahan dan tenaga kerja, (e) petani plasma mengikuti dan melaksanakan budidaya padi oranik sesuai rekomendasi, (f) wajib menjual hasil produksinya kepada pihak inti sebesar 80% dalam bentuk gabah dilakukan secara tunai sebesar nilai produksi dikurangi biaya sarana produksi yang disediakan oleh pihak inti.
Kendala yang dihadapi dalam memajukan usahatani padi organic adalah (a) pemerintah belum memberikan insentif harga layak komoditas padi organic, (b) kurangnya pembinaan tenaga penyuluh lapangan terhadap para pelaku pertanian organic, (c) petani kesulitan memasarkan beras organic secara individu, (d) keterbatasan petani dalam hal kepemilikan  lahan, modal, dan tingkat pendidikan.
Pilihan petani untuk mengikuti pola kemitraan tidak hanya berdasarkan alasan ekonomi saja, tetapi juga ada factor tak ekonomis yang mempengaruhinya. Masing-masing pola usahatani tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari segi ekonomis maupun tak ekonomis.
Usahatani yang dikelola melalui pola kemitaraan memiliki kelebihan antara lain (a) Petani tidak perlu menyediakan uang tunai sebagai modal awalnya. Petani cukup menyediakan lahan dan tenaga kerja. Kebutuhan sarana produksi, seperti benih, pupuk organic dan pupuk kimia akan dipinjami terlebih dahulu oleh pihak inti dan petani dapat membayarnya setelah panen. (b) Adanya kepastian pasar bagi hasil produksinya. Hasil panen padi organic sekitar 80% akan dibeli oleh pihak inti sesuai dengan harga yang telah disepakati. Selama ini pihak inti telah melakukan kontrak pembelian beras organic dengan salah satu perusahaan. (c) Benih dan pupuk organic yang disediakan oleh pihak inti memiliki kualitas bagus.
Adapun kelemahan usahatani yang dikelola melalaui pola kemitraan anatara lain (a) Sistem pembayaran yang sering terlambat. (b) Pembinaan dan pengawasan di lapangan oleh pihak inti relative kurang. (c) Penyertifikatan beras di Indonesia kurang.
Kendala dalam pengembangan pertanian organik salah satunya adalah keperluan pupuk organik bersifat ruah apalagi hal ini diterapkan dalam skala yang luas, maka dari itu secara bertahap dilaksanakan fasilitasi Alat Mesin Pengolah Pupuk Organik beserta saung kompos tingkat petani serta kegiatan lainnya yang sedang dirintis untuk meningkatkan efisiensi usaha tani yaitu fasilitasi alat mesin penyiangan.
Selama ini terdapat pemusatan sebagian kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan berupa industri pengolahan hasil pertanian yang dapat meningkatkan produk komoditi pertanian menjadi bernilai tambah, sementara Desa-desa hanya berfungsi sebagai bahan baku primer yang mempunyai nilai jual yang relatif lebih rendah.
Pengembangan pertanian organik telah mampu menumbuhkan animo petani untuk memelihara ternak karena kotoran ternak sangat dibutuhkan dalam penerapan pertanian organik. Sehubungan dengan itu dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha tani serta meningkatkan kesejahteraan petani, maka dikembangkan pertanian-peternakan terpadu.

SIMPULAN

Kebijakan yang dipandang tepat di Indonesia adalah pembangunan pertanian berkelanjutan melalui kemitraan usaha agribisnis secara partisipatif. Kebijakan ini dapat menjamin efisiensi dan pertumbuhan, keadilan atau pemerataan, serta berwawasan lingkungan. Pada subsistem produksi diterapkan pendekatan system usaha tani rotasi tanaman dan daur ulang bahan organik, teknik konservasi, pengurangan input kimia (low input sustainable agriculture), pengendalian hama terpadu, dan sistem produksi tanaman ternak. Pada subsistem lainnya dilakukan dengan menekan seminimal mungkin limbah yang dihasilkan, mengelola limbah secara baik, serta membangun mekanisme pasar dalam penetapan harga dan pembagian nilai tambah atau keuntungan.
Pembangunan pertanian berkelanjutan melalui pengembangan kemitraan usaha agribisnis hanya akan berhasil jika dilakukan secara partisipatif, yaitu melibatkan seluruh pelaku agribisnis dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Dengan cara ini diharapkan dapat tercapai stabilitas dan kontinuitas produksi, pendapatan, dan kesinambungan usaha. Pembangunan pertanian berkelanjutan melalui strategi kemitraan usaha agribisnis memerlukan konsolidasi kelembagaan. Pada tahap awal dilakukan konsolidasi petani dalam wadah kelompok tani mandiri berbadan hukum.
Kelompok tani tersebut lalu mengkonsolidasikan diri dalam bentuk gapoktan atau asosiasi petani/asosiasi agribisnis. Langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi manajemen usaha pada hamparan lahan yang memenuhi skala usaha ekonomi. Pilihan komoditas atau kelompok komoditas disesuaikan dengan potensi wilayah, permintaan pasar, dan kelestarian lingkungan. Sistem usaha agribisnis berkelanjutan dijalankan dengan menerapkan manajemen korporasi. Pemilihan perusahaan mitra didasarkan pada rekomendasi dinas dan atau direktorat teknis yang didasarkan atas komitmennya membangun masyarakat agribisnis. Kelembagaan PPA berfungsi sebagai mediator dan fasilitator terbangunnya kelembagaan kemitraan usaha terpadu.
Pertanian Organik dipandang merupakan sistem pertanian yang sangat cocok diterapkan saat ini dan masa depan karena bukan semata-mata pertanian tradisional yang identik dengan ketertinggalan, pertanian tanpa asupan pupuk kimia dan buan anti modernisasi akan tetapi modernisasi diperkenankan dalam pertanian organik sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah pertanian organik, pertanian organik merupakan sistem pertanian ramah lingkungan yang mengutamakan pemberdayaan alam, bernilai ekonomis dan berwatak kemasyarakatan.
Pertanian Organik ini dapat berkontribusi terhadap PDRB, PDB atau potensi devisa bagi Indonesia di tengah kecenderungan global (terutama negara maju) akan produk yang sehat dan ramah lingkungan. Dan hal ini merupakan peluang bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas lahan, keseimbangan lingkungan dan produktivitas usaha tani yang berkelanjutan yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan petani
Secara financial, usahatani padi organic yang dikelola melaui pola kemitraan menguntungkan petani dan layak diusahakan. Adanya kemitraan akan lebih menguntungkan petani dan pihak inti apabila petani dan pihak inti melaksanakan fungsinya secara benar dan saling menguntungkan. Dukungan dari pihak pemerintah sangat diperlukan dalam bidang promosi dan subsidi dana untuk melakukan penyertifikatan produk, agar padi organic yang merupakan salah satu produk unggulan daerah dapat dipasarkan ke daerah lain di Indonesia bahkan di ekspor  ke mancanegara.













DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya
Djojosuwito, S. 2000. Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Jakarta: Kanisius.
Hafsah.2000. Kemitraan Usaha: Konsep dan Strategi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lantarsih, R. 2002. Analisis Produksi Padi Organik di Kecamatan Gamping. Jurnal Agros 5 (2): 10-15.
Sudaryanto, T dan P.U. Hadi. 1993. Konsepsi dan Lingkup Agribisnis. Makalah Seminar Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor